Thursday, February 18, 2016

Ternyata apa yang aku rasakan juga dirasakan oleh orang lain, tentang tekanan tentang ejekan. Memang benar jalan yang kita lalui dalam hidup bukan kita sendiri saja yang melaluinya juga ada orang lain yang searah dengan kita, yang lebih dulu melaluinya atau yang nanti akan menyusul setelah kita. Tuhan menyadarkan aku, dalam setiap keputusasaanku selalu menerbitkan sedikit cahaya pengharapan yang lama-kelamaan pasti akan memendarkan cahayanya memenuhi ruangan gelap yang pasti akan aku tinggalkan.
Setiap aku sampai di titik terendah rasa kecewaku, Engkau menyadarkan aku, membuka mataku Engkaulah yang selama ini selalu mengangkatku dari lembah keputusasaan, aku lupa meski tak seharusnya aku lupa, maafkan aku Tuhanku. Aku mengukur cinta-Mu hanya dari bahagia yang aku rasakan, tapi aku lupa cinta-Mu juga hadir dalam setiap luka dan kecewa, hanya kami manusia saja yang tak pandai mengartikannya.
kembali untuk menjadi pengangguran, lagi-lagi dan lagi aku lakukan, kalau dilihat sekilas saja mungkin aku sama dengan orang yang membuang-buang waktu, menyia-nyiakan kesempatan yang sudah Tuhan beri, tapi aku tidak bermaksud begitu. Aku punya keinginan dan ketakutan sendiri yang orang lain tidak mengerti. Untuk setiap kesempatan yang aku tinggalkan aku selalu bertanya apakah Tuhan akan memberikan kesempatan sekali lagi dan lagi untukku ?
apakah Tuhan marah padaku ? apakah Tuhan akan membenciku ? apakah Tuhan akan jera membantuku ? aku bukan berburuk sangka, aku takut. Tapi aku juga percaya bahwa Tuhan itu seperti apa yang disangkakan hamba-Nya. Benar apa yang dijanjikan oleh-Nya bahwa semua yang terjadi dalam hidup manusia adalah buah dari perbuatan manusia itu sendiri, jadi jika aku menjadi seperti ini, ini adalah atas perbuatanku sendiri. Aku hanya ingin menata masa depanku seperti yang ada dibenakku, aku ingin berada di dekat keluargaku, aku punya misi sendiri untuk orangtua ku. Aku ingin kehidupanku menjadi seperti apa yang aku mau.